Cinta saja tidak cukup jika Anda hidup di dunia bernama realita. Semua orang butuh uang, semua orang ingin menjadi mesin penghasil uang untuk membahagiakan diri sendiri, pasangan dan keluarga. Maka tak heran jika memiliki karir yang sukses adalah harapan banyak orang.
Sayangnya, karir yang meroket bisa menjadi bumerang dalam hubungan asmara Anda, bahkan dalam rumah tangga. Jika tidak dapat menyeimbangkan keduanya, inilah beberapa hal yang bisa mengancam kisah cinta Anda.
Waktu Yang Semakin Berkurang
Jika dulu dia punya banyak waktu untuk Anda, maka sekarang, saat karirnya mulai naik, dia jarang sekali menghubungi Anda. Jangankan menanyakan kabar, Anda yang harus selalu menghubungi dia, itupun sering tergesa-gesa karena dia sibuk. Dia bisa tiba-tiba membatalkan janji karena harus rapat mendadak atau bertemu klien. Jatah malam minggu yang tadinya setiap minggu berkurang jadi sebulan sekali atau dua bulan sekali. Hal ini bisa terjadi pada pasangan Anda, atau justru Anda sendiri yang melakukannya. Rekan kerja, bos dan klien menjadi yang utama, sementara hubungan asmara entah di nomor berapa.Makin Tingginya Ego
"Aku kerja begini kan buat kita, buat masa depan kita, jangan ngeluh melulu dong!" Sering mendengar kalimat itu? Orang yang sedang meniti karir akan menunjukkan potensinya di tempat kerja, dia harus lebih unggul dari rekan kerjanya, dia harus sempurna di depan atasan dan semua orang yang berpotensi menaikkan posisinya. Hal ini bisa terbawa dalam hubungan asmara. Padahal, hal utama dalam asmara adalah kompromi, tetapi ego yang tinggi dan 'aku harus lebih oke dari kamu' seringkali membuat pasangan merasa jadi asisten ketimbang sebagai kekasih atau pasangan.Tidak Seimbangnya Kekuasaan
Di Indonesia, sudah menjadi hal mutlak bahwa pria seharusnya memberi nafkah dan penghasilan utama. Mereka yang memiliki penghasilan lebih banyak, maka dia yang akan menjadi sumber kekuatan dan kekuasaan. Jika pendapatan sang wanita lebih tinggi, akan ada celah bagi sang pria untuk merasa tidak memberi apa-apa dalam hubungan, jatuhnya harga diri dan sebagainya. Tidak sedikit pria merasa frustasi dengan hal ini. Tidak sedikit juga wanita yang menjadi semena-mena dan merendahkan pasangannya hanya karena penghasilannya lebih tinggi.Prioritas Berubah Drastis
Dulu, saat baru lulus, banyak impian yang dilambungkan tinggi. "Nanti kalau usia kita sudah 25, kita menikah.." Tapi hal ini biasanya tidak akan terjadi jika pasangan lebih menempatkan prioritasnya dalam karir. Tak terasa usia 25 tahun telah terlewat dan dia santai-santai saja tanpa pernah lagi membicarakan rencana pernikahan. Dan sekali lagi, biasanya dia akan mengatakan, "Nabung dulu, belum siap kalau harus menikah sekarang," Di satu sisi, ada benarnya juga, menikah butuh persiapan, tapi di sisi lain, jam biologis wanita terus berjalan dan ada batas waktunya. Hal inilah yang seringkali membuat pihak wanita frustasi.Ingin Pasangan Yang Lebih 'Setara'
Pernah mendengar kisah, pria yang ditemani wanita dengan setia dari mulai membangun karir, bersusah-susah bersama, tapi begitu sang pria mapan, BOM.. sang wanita ditinggalkan karena sang pria lebih memilih wanita lain yang dianggap lebih 'setara'? Kami tidak sedang menakut-nakuti Anda, tapi kisah ini banyak terjadi. Tidak hanya pada wanita yang belum menikah, tetapi juga pada pasangan yang telah menikah dan dikaruniai anak. Karir yang tinggi, jika tanpa diimbangi komitmen dan kesetiaan akan semakin mengukuhkan slogan bahwa yang dicari pria ada 3: harta, tahta dan wanita.
0 comments:
Post a Comment